SUMBER BEJI

Awal penemuan petirtaan Sumber Beji ketika masyarakat Dusun Sumber Beji melakukan kerja bhakti di sendang desa kemudian menemukan struktur saluran air kuno pada lokasi tersebut pada tanggal 30 Juni 2019. Penemuan tersebut kemudian dilaporkan ke Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur. Berdasarkan temuan dan bentuk arsitektur petirtaan tersebut, diperkirakan bahwa Petirtaan Sumber Beji ini berasal dari periode Majapahit abad ke 13 – 14 Masehi.
Petirtaan Sumber Beji merupakan sebuah struktur berbahan bata berukuran panjang 19,20 m x lebar 16,39 m. Pada bagian tengah petirtaan terdapat struktur menyerupai bentuk kura-kura berukuran 6,03 m x 6 m. Pada sisi bagian barat terdapat saluran masuknya air, sedangkan pada sisi bagian utara terdapat saluran pembuangan air. Pada bagian dalam petirtaan sisi timur laut dan tenggara terdapat masing-masing struktur yang diperkirakan bagian dari kolam. Petirtaan Sumberbeji masih memiliki potensi sebaran tinggalan arkeologis yang lebih luas dibandingkan tinggalan yang telah nampak saat ini. Di sekitar Petirtaan Sumber Beji banyak ditemukan temuan lepas Jaladwara yang dulunya berfungsi sebagai pancuran air.


Menurut kepercayaan Hindu-Budha, konsep bangunan petirtaan tidak terlepas dari unsur air, karena air merupakan bagian yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Kitab Mahabharata menyebutkan pentingnya air dalam kehidupan bagi makhluk hidup, sehingga air merupakan unsur yang pertama kali diciptakan.
Petirtaan Sumber Beji terletak di Dusun Sumber Beji, Desa Kesamben, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang. Petirtaan ini berada di area sendang (mata air) desa yang berada di tengah-tengah tanah pertanian penduduk.

LOKASI

Beranda
Lokasi
Jenis
Statistik
Cari