RUMAH HADJI OEMAR SAID TJOKROAMINOTO

Rumah Hadji Oemar Said Tjokroaminoto terletak di Peneleeh, Kecamatan Genteng,Kota Surabaya. Rumah tersebut merupakan salah satu rumah yang disewa oleh HOS Tjokroaminoto, sebagai Ketua Sarekat Islam selama di Surabaya. Sejak tahun 1912, Istri Tjokroaminoto yang bernama Soeharsikin kemudian membuka beberapa kamar di rumahnya untuk disewakan kepada para pelajar dari sekolah-sekolah milik pemerintah Hindia Belanda di Surabaya. Rumah tempat tinggal Tjokroaminoto ini memiliki peran penting sebagai tempat diskusi tokoh-tokoh pergerakan Indonesia, yakni K.H. Achmad Dahlan, Semaun, Alimin, dan Musso. Rumah ini juga menjadi tempat penggemblengan kader-kader tokoh nasional, salah satunya adalah Soekarno.
Bangunan Cagar Budaya Rumah Hadji Oemar Said Tjokroaminoto berdenah persegi empat, menghadap ke utara, dengan sebuah pagar pendek dari kayu di bagian depan rumah. Selain itu, di bagian depan rumah juga ada serambi yang memiliki pintu masuk model kupu tarung yaitu pintu yang memiliki 2 (dua) daun pintu. Pintu masuk ke dalam rumah diapit oleh dua jendela berukuran tinggi dan lebar. Atap serambi depan disangga oleh 4 (empat) tiang kayu. Atap bangunan yang berbentuk prisma dibuat dari rangka kayu dengan penutup genteng warna merah. Pada bubungan atap datar yang terletak di ujung barat dan timur terdapat hiasan menara pendek dari cor beton berwarna abu-abu. Dinding bangunan dibuat dari bata dengan plafon dari anyaman bambu (sesek) warna coklat.
Bangunan ini terdiri dari dua tingkat. Tingkat pertama yang terdiri dari tujuh ruangan saat ini difungsikan sebagai museum, sedangkan tingkat dua dibiarkan kosong. Ruang depan di lantai pertama digunakan sebagai ruang tamu, sedangkan bagian lainnya digunakan untuk menyimpan koleksi. Di bagian ruang tamu terdapat koleksi berupa 4 (empat) buah kursi dan meja serta sebuah rak. Di bagian rak dipajang 5 (lima) foto lama yang memperlihatkan aktivitas HOS Tjokroaminoto di Sarikat Islam (SI).
Di belakang ruang tamu, terdapat ruang tengah. Di ruangan tersebut terdapat dua kamar yang saling berhadapan dan dipisahkan oleh sebuah lorong yang digunakan untuk menyimpan koleksi lemari dan kursi. Pada masa lampau, ruangan di sisi timur merupakan kamar Soekarno, sedangkan ruangan sisi barat digunakan sebagai perpustakaan.
Bagian belakang bangunan yang berdenah memanjang barat-timur juga difungsikan sebagai museum. Pada masa lampau, bagian belakang rumah itu difungsikan sebagai dapur. Di ruangan tersebut terdapat kamar mandi yang terletak di sisi barat dan di dekat kamar mandi ada tangga besi untuk menuju ke lantai dua.
Lantai dua merupakan sebuah loteng yang dialihfungsikan sebagai kamar ketika rumah itu dijadikan kosan. Berbeda dengan tingkat pertama yang lantainya dibuat dari tegel warna krem, tingkat dua lantainya dibuat dari tatanan balok-balok kayu. Ruangan di lantai dua saat ini kosong.

LOKASI

Beranda
Lokasi
Jenis
Statistik
Cari