GEDUNG NASIONAL INDONESIA

Gedung Nasional Indonesia terletak di Jalan Bubutan Nomor 87, Kelurahan Bubutan, Kec Bubutan, Surabaya. Bangunan Cagar Budaya Gedung Nasional Indonesia (GNI) terletak tidak jauh dari Cagar Budaya lain yaitu Tugu Pahlawan. Akses menuju lokasi sangat mudah dapat diakses dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum.
Koordinat : 112°44’7,933” BT-7°15’2,304” LS
Bangunan Cagar Budaya ini telah ditetapkan Peringkat Nasional berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Repulik Indonesia Nomor 370/M/2017.
Luas lahan : 2260 m²
Luas bangunan : 733,62 m²


Bagian depan gedung terdapat patung pendiri Boedi Oetomo, dr. Soetomo. Gedung Nasional Indonesia (GNI) merupakan bangunan terbuka berbentuk joglo dengan atap genteng. Dahulu bangunan ini beratap sirap. Gedung Nasional Indonesia menghadap ke utara, pendapa GNI memiliki empat tiang penyangga utama (4 saka) dari bahan kayu dan plafon dari bahan papan kayu yang ditata melingkar (memusat) berwarna coklat muda dengan sebuah palang kayu pada bagian tengah yang dicat dengan warna cokelat tua. Selain empat tiang utama, terdapat 15 tiang penyangga yang mengelilingi tiang utama, dengan plafon yang lebih rendah dari bahan triplek persegi berwarna cokelat. Sebelah utara (depan pendopo) terdapat prasasti dari bahan marmer dengan ukuran 144 x 144 cm dengan tinggi 325 cm, dan terdapat tulisan: “Semenjak berdirinya pada zaman Belanda gedung ini menjadi pusat Pergerakan Nasional Indonesia dan BKR dibentuk di gedung ini. Juga digunakan mempersiapkan Rapat Samodra bersejarah menentang larangan kenpeitai di Tambaksari 21 September 1945”.


Bangunan Cagar Budaya Gedung Nasional Indonesia (GNI) di Surabaya didirikan atas prakarsa Ketua organisasi Persatuan Bangsa Indonesia (PBI) dr. Soetomo. Dana pembangunannya diberikan secara gotong royong oleh tokoh-tokoh perintis kemerdekaan lain seperti R. Sundjoto, R.M.H. Sujono, R.P. Sunario Gondokusumo, dan Achmad Dais, serta dana dari masyarakat. Gedung ini didirikan dengan tujuan sebagai tempat pertemuan para tokoh perintis kemerdekaan dalam menyusun taktik dan strategi dalam mencapai kemerdekaan Indonesia. Bangunan GNI di Surabaya dirancang oleh Ir. Anwari dan R. Soendjoto dengan gaya arsitektur joglo. Pembangunan gedung mulai dilakukan pada tanggal 11 Juli 1930, pendirian soko guru pendopo dilakukan oleh dr. Soetomo bertepatan dengan HUT ke-6 Indonesische Studie Club (ISC). Peletakan batu pertama pagar dilakukan dua hari kemudian pada 13 Juli 1930 oleh Kaum Isteri Indonesia.
Pada tanggal 1 hingga 3 Januari 1932 Bangunan Cagar Budaya Gedung Nasional Indonesia (GNI) pernah digunakan sebagai tempat Kongres Indonesia Raya. Peristiwa lain yang pernah terjadi di gedung ini adalah pembentukan Komite Nasional Indonesia (KNI) Surabaya. Pada tanggal 23 Agustus 1945 Presiden Soekarno mengeluarkan instruksi untuk membentuk Komite Nasional Indonesia (KNI semacam DPR). Di lokasi ini pula Bung Tomo sebagai tokoh muda mendapat gemblengan perjuangan dan nasionalisme dari dr. Soetomo. Gedung ini juga menjadi saksi pembentukan Barisan Keamanan Rakyat (BKR) Surabaya. Rapat awal pembentukan BKR diselenggarakan di Gedung Bekas Pembantu Prajurit (PBB) di Kaliasin tanggal 2 September 1945.
Keunikan : Gedung ini menjadi saksi bisu berbagai peristiwa besar perjuangan bangsa Indonesia.
Biaya : –
Bangunan Cagar Budaya Gedung Nasional Indonesia (GNI) dimiliki oleh negara dan dikelola oleh Pemerintah Kota Surabaya.

LOKASI

Beranda
Lokasi
Jenis
Statistik
Cari