KAWASAN CAGAR BUDAYA GUNUNG SEWU

Satuan Ruang Geografis Kawasan Gunung Sewu di Pacitan mencakup Desa Wereng, Desa Punung, Desa Bomo, Desa Piton (kecamatan Punung), Desa Sendang, Desa Sekar (Kecamatan Donorojo), dan Desa Watukarung, Desa Cemandi (Kecamatan Pringkuku) Kabupaten Pacitan. Secara geografis, sebagian wilayah sisi barat dari Kabupaten Pacitan berada pada kawasan Gunung Sewu, yaitu sebuah kawasan pegunungan karst (batu kapur) yang membentang sepanjang kurang lebih 130 Km mulai dari Pantai Parangtritis (DIY) di sebelah barat hingga Teluk Pacitan di sebelah timur. Sedangkan lebar kawasan Gunung Sewu selebar kurang lebih 30 Km mulai dari dataran di cekungan Wonosari (Kab. Gunung Kidul, DIY) dan cekungan Baturetno (Kab. Wonogiri, Prov. Jateng) di sebelah utara hingga Samudra Indonesia di sebelah selatan.
Disebut Gunung Sewu karena bentangan alam ini memiliki ciri khas berupa jajaran bukit karst yang berbentuk kubah-kubah yang jumlahnya sangat banyak sehingga dinamakan Gunung Sewu atau Pegunungan Sewu (Pegunungan Seribu). Gunung Sewu atau Pegunungan Seribu pada umumnya didominasi oleh endapan batu gamping terumbu koral dari Kala Miosen. Endapan ini mengalami penggangkatan pada Kala Plestosen dan kemudian tererosi oleh sungai maupun oleh rembesan‐rembesan air sehingga membentuk ratusan bukit berbentuk kerucut.
Gunung Sewu merupakan kawasan yang memiliki potensi tinggalan Cagar Budaya yang melimpah khususnya dari masa Pra Sejarah. Bahkan dunia internasional mengakui Kawasan Gunung Sewu sebagai kota pusat peradaban pada masa prasejarah di Indonesia khususnya dari periode Paleolitik dan Mesolitik.
Berkat penemuan alat‐alat batu Paleolitik di sepanjang Kali Baksoka di Kecamatan Punung pada tahun 1935 oleh G.H.R. Von Koenigswald dan M.W.F.Tweedie, kawasan Gunung Sewu di wilayah Kabupaten Pacitan menjadi sangat terkenal dalam ilmu pengetahuan khususnya di bidang Arkeologi Prasejarah. Beberapa sisa-sisa tinggalan dari mas prasejarah yang ditemukan di Kawasan Gunung Sewu di wilayah Kabupaten Pacitan antara lait alat-alat litik terbuat dari batu, tulang, tanduk dan kulit kerang, gua-gua hunian atau ceruk, serta tulang belulang sisa penguburan manusia prasejarah. Tinggalan-tinggalan purbakala tersebut menunjukan bahwa Kawasan Gunung Sewu di wilayah Kabupaten Pacitan meupakan tempat hunian manusia purba pada masa prasejarah.
Mengingat pentingnya tinggalan Cagar Budaya di kawasan tersebut, maka Gubernur Jawa Timur telah menetapkan Satuan Ruang Geografis Kawasan Gunung Sewu Sebagai Kawasan Cagar Budaya Peringkat Provinsi melalui Surat Keputusan Gubernur Jawa Timur No 188/106/KPTS/013/2015 tanggal16 Februari 2015. Jumlah persebaran situs yang telah dipetakan pada Kawasan Cagar Budaya tersebut sebanyak 53 situs, 13 diantaranya telah diverivikasi oleh Balai Pelestarian Cagar Budaa Jawa Timur pada tahun 2011. Beberapa Situs Penting di Kawasan Cagar Budaya Gungung Sewu antara lain Song Terus, Sungai Baksoka, dan Ngrijangan.
Baksoka adalah salah satu sungai permukaan yang mengalir di Kawasan Gunung Sewu sebelah timur tepatnya di Kecamatan Punung dan Kecamatan Donorojo Kabupaten Pacitan. Pada endapan aluvium di sungai ini telah ditemukan banyak sekali artefak batu dari era Paleolitikum yang kemudian dikenal dengan istilah budaya Pacitanian.
Song Terus Song Terus merupakan sebuah gua yang terletak di Desa Wareng, Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan. Berbagai penggalian telah dilakukan di situs ini. Salah satu yang fenomenal adalah temuan kerangka utuh manusia prasejarah yang hidup sekitar 10.000 tahun yang lalu atau pada masa Meolitik. Saat ini didepan gua telah dibangun sebuah musium yang cukup representatif sehingga membuat semakin menarik untuk dikunjungi.
Selain situs gua hunian atau ceruk hunian, di Kawasann Cagar Budaya Gunung Sewu juga terdapat situs perbengkelan atau workshop pembuatan artefak batu manusia prasejarah. Sisa-sisa potongan atau pecahan batu, artefak setengah jadi, serta artefak siap pakai yang tidak selesai dikerjakan yang berbahan dari batugamping rijang banyak berserakan di permukaan tanah di daerah Ngrijangan, Kecamatan Punung. Situs ini berasal dari masa Neolitik.

LOKASI

Beranda
Lokasi
Jenis
Statistik
Cari