ARCA GARUDA WISNU

Benda Cagar Budaya ini merupakan koleksi Pusat Informasi Majapahit, Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur. Arca Garuda Wisnu telah ditetapkan sebagai Benda Cagar Budaya Peringkat Provinsi berdasarkan SK No 188/247/KPTS/013/2014. Arca ini pertama kali dikemukakan oleh Van Hoevell pada tahun 1847, ia menyebutkan bahwa di Trawas ditemukan arca pancuran yang sangat besar kemungkinan berasal dari Candi Jolotundo. Namun menurut catatan yang ditinggalkan oleh Wardenaar, Arca Garuda Wisnu berasal dari Candi Belahan. Arca Garuda Wisnu berbahan batu andesit berukuran Tinggi keseluruhan : 81,8 cm, tinggi garuda 101,8 cm, lebar 30,2 cm. Tokoh yang digambarkan dalam arca ini adalah Dewa Wisnu dan Garuda, Dewa Wisnu digambarkan dalam posisi duduk di atas padmasana yang dutempatkan di atas Garuda, mimilik 4 (empat) tangan, 2 (dua) tangan diletakkan di atas pangkuan, tangan kanan belakang memegang cakra dan tangan kiri belakang memegang sangka. Cakra berbentuk bulat dengan lidah api dipegang menggunakan 2 (dua) ujung jari. Sangka berbentuk siput bersayap. Sikap duduknya kaki kanan dalam posisi tergantung, sedangkan kaki kiri dalam sikap bersila. Tempat duduk berupa bantalan padma, memakai perhiasan berupa mahkota, kalung, hiasan telunga, selempang bahu, ikat pinggang, gelang lengan, serta gelang tangan dan kaki. Dewa Wisnu diceritakan memakai celana panjang yang tipis dengan selendang yang membelit di pinggirnya, terdapat juga sampur yang dilepas di kanan kirinya.
Garuda digambarkan dalam setengah manusia setengah binatang, dan dalam bentuk yang dinamis. Bertangan 2 (dua) seperti manusia, tangan kanan patah, tangan kiri memegang sebuah kendi tempat air dipancurkan keluar dari sebuah lubang. Kaki kanan dalam sikap jongkok, sedang kaki kirinya dilipat. Kaki Garuda mencengkram seekor ular dan di belakang kakin terdapat taji.Badan seperti manusia, kepala menghadap ke kanan, rambut kriting, mata melotot, paruh terbuka, sayap dibentangkan.

LOKASI

Beranda
Lokasi
Jenis
Statistik
Cari