Arca Gajasimha merupakan koleksi dari Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur dengan no registrasi : 1191/BTA/KDR/90/PIM.
Arca Gajasimha telah ditetapkan menjadi Cagar Budaya Peringkat Provinsi melalui SK no. 188/733/KPTS/013/2017. Arca tersebut ditemukan di desa Ngebrak, kecamatan Gampengrejo, kabupaten Kediri. Arca Gajasimha digambarkan dalam bentuk gabungan antara binatang gajah dan singa. Kepalanya berupa gajah dan memakai mahkota, kedua gadingnya patah. Sedangkan mata dan tubuhnya menggambarkan seekor singa. Tangan kanan diangkat keatas dengan telapak terbuka, sedangkan tangan kiri terputus sebatas lengan. Belalainya menggelantung ke bawah dengan ujungnya membelit figur manusia. Genital serta ekornya digambarkan tegak lurus. Memakai tali kasta (upawita), gelang tangan (valaya ) dan gelang kaki (kaĆkana) berupa ular. Arca Gajasimha diwujudkan dalam posisi duduk di atas lapik arca (asana) yang berhias deretan tengkorak. Hiasan tengkorak pada lapik arca tersebut menunjukkan adanya pengaruh tantrayana pada arca ini.
Dalam mitologi India Gajasimha dipercaya merupakan simbol kekuatan dan kekuasaan dan biasanya berhubungan dengan seorang raja. Gaja atau gajah adalah simbol dari kekuatan yang dahsyat luar biasa, kekuasaan dan kelembutan. Pada masa-masa lampau hanyalah raja-raja yang diperbolehkan memiliki seekor gajah yang selanjutnya dipercaya sebagai simbol dari raja itu sendiri. Adapun Simha atau singa juga merupakan simbol kekuasaan, sehingga singgasana raja yang berbentuk bulat atau persegi disebut sebagai Simhasana (Kursi Singa). Pada umumnya bagian bawah singgasana tersebut dihias motif binatang singa. Oleh karena itu Gajasimha merupakan simbol kekuatan yang sangat dahsyat dari Gaja dan Simha dan umumnya berhubungan dengan seorang raja.
Arca Gajasimha ini merupakan Benda Cagar Budaya yang memiliki bobot nilai penting kelangkaan yang sangat tinggi karena selama ini belum pernah ditemukan jenis arca semacam ini kecuali di wilayah Jawa Timur. Berdasarkan lokasi penemuan diperkirakan arca ini berasal dari masa Kadiri. Dari ciri ikonografi arca Gajasimha juga menunjukkan adanya pengaruh aliran tantrayana yang diduga sudah berkembang pada masa Kadiri.
Lokasi