CANDI KIDAL

Candi Kidal terletak di Desa Kidal, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang.
Candi Kidal telah ditetapkan sebagai Bangunan Cagar Budaya Peringkat Nasional berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Repulik Indonesia Nomor 205/M/2015.
Candi Kidal berasal dari masa kerajaan Singhasari, abad XIII. Pararaton menjelaskan “Lina Sang Anusapati Çaka 1171 Dhinarma sira ring Kidal’. Dari data tersebut disimpulkan bahwa candi ini merupakan tempat pendharmaan Raja Anusapati, raja kedua Singhasari, putra tiri Ken Arok dan Putra Ken Dedes. Pembangunan Candi Kidal diperkirakan selesai sekitar tahun 1260 M. Tujuan pembangunan candi ini adalah untuk mendarmakan Raja Anusapati, agar sang raja dapat mendapat kemuliaan sebagai Syiwa Mahadewa.
Candi Kidal berbentuk bujur sangkar, dengan sisi-sisi berukuran 8,36 meter, memiliki penampil dan tangga masuk di bagian barat. Bentuk bangunan terlihat ramping sebagaimana lazimnya candi gaya Jawa Timur. Terdiri dari bagian kaki, tubuh, dan atap yang puncaknya berbentuk seperti kubus. Bangunan candi terbuat dari batu andesit, sedangkan bagian pondasi, batur, dan kaki terbuat dari bata. Di setiap sudut kaki dan sudut penampil masing-masing dihiasi dengan sebuah arca singa.
Kaki candi berbentuk bujur sangkar, dilengkapi dengan tangga batu menuju ke bilik candi. Sekeliling kaki candi dihiasi dengan pahatan bermotif medalion yang berjajar diselingi bingkai bermotif bunga dan sulur-suluran. Di kiri dan kanan pangkal tangga serta di setiap sudut yang menonjol ke luar terdapat patung singa dalam posisi duduk dengan tangan terangkat ke atas seolah menyangga candi. Patung-patung ini terlihat seperti sedang menyangga pelipit atas kaki candi yang menonjol keluar dari selasar. Pada kaki candi sisi utara, timur, dan selatan terdapat relief garudeya yang dipahatkan pada pilaster.
Ciri khas Candi Kidal terletak pada adanya relief cerita Garudeya berbentuk fragmen yang dipahatkan pada kaki candi. Relief ini menggambarkan tokoh garuda mendukung naga, garuda mengambil tirta amerta, garuda menyelamatkan ibunya. Cara membacanya dengan berjalan berlawanan arah jarum jam, dimulai dari Sisi sebelah selatan. Relief pertama menggambarkan Garuda menggendong tiga ekor ular naga anak dari Kadru. Relief kedua melukiskan Garuda dengan kendi berisi air amerta di atas kepalanya, dan relief ketiga Garuda menyangga seorang perempuan (ibunya yang bernarna Winata).
Menurut cerita Garudeya, ketiga relief tersebut menggambarkan perjalanan Garuda dalam membebaskan ibunya dari perbudakan dengan penebusan air suci amerta. Dalam kitab Nagarakertagama, menuliskan Candi Kidal merupakan tempat pendharmaan Raja Anusapati dan dimuliakan sebagai Siwa.

LOKASI

Beranda
Lokasi
Jenis
Statistik
Cari