Gerbong maut merupakan sebuah gerbong kereta barang, salah satu benda koleksi Museum Brawijaya di Kota Malang
Gerbong Maut telah ditetapkan menjadi Cagar Budaya Peringkat Provinsi berdasarkan SK No. 188/107/KPTS/013/2015. Dinamakan Gerbong Maut karena merupakan saksi sejarah terjadinya peristiwa meninggalnya beberapa orang yang sebagian merupakan pejuang yang merupakan tawanan Belanda di penjara Bondowoso yang akan dipindahkan ke penjara di Surabaya.
Pada tahun 1947 setelah menaklukkan Bondowoso, Belanda melakukan penangkapan besar-besaran terhadap TRI, laskar, gerakan bawah tanah, dan orangorang sipil tanpa mengindahkan apakah mereka berperan atau tidak dalam kegiatan perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Dalam waktu singkat penjara Bondowoso harus menampung tahanan yang berjumlah sekitar 637 orang. Jumlah ini melebihi kapasitas penjara sehingga Belanda bermaksud memindahkan tahanan yang dianggap sebagai pelanggar berat dari penjara Bondowoso ke penjara Bubutan Surabaya. Sarana yang digunakan untuk pemindahan tersebut berupa kereta api dengan menggunakan gerbong barang. Kebijakan ini diambil untuk menghindari intaian para gerilyawan Republik Indonesia.
Setiap tahap pemindahan memuat sebanyak 100 orang tahanan. Tahap pertama dan kedua berjalan lancar, namun saat pemindahan tahap ketiga gerbong yang digunakan tidak terdapat ventilasi, Pintu tertutup rapat dan dikunci dari luar. Pemindahan tahap ketiga inilah yang disebut dengan Gerbong Maut dikarenakan banyak memakan korban dari pihak pejuang Republik Indonesia.
Seperti pada umumnya gerbong kereta api, gerbong ini berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran panjang 5,25 meter dan lebar 3,25 meter ditopang Oleh empat buah roda pada bagian bawah. Atap berbentuk setengah lingkaran. Sebagian besar bahan yang digunakan pada gerbong ini adalah seng, pada bagian badan dan atap gerbong yang ditunjang Oleh batangan besi untuk memperkuat keberadaannya. Lantai gerbong terbuat dari batangan kayu yang diletakkan berjajar horizontal. Badan gerbong dicat warna abu-abu dan hitam sedangkan atapnya betwarna silver (perak) dengan bahan seng bergelombang. Badan gerbong ditunjang Oleh empat buah roda yang berbentuk bulat berbahan besi. Keempat roda ini diletakkan sejajar dua baris. Jarak antar roda kanan-kiri 1,18 meter dan jarak roda depan-belakang 3 meter.
Lokasi