Rumah Daroessalam
Rumah Daroessalam terletak di Jl. Soekarno Hatta, Trajeng, Gadingrejo,Pasuruan. Akses menuju Rumah Daroessalam bias ditempuh dengan kendaraan bermotor maupun kereta api karena bangunan ini berada di pinggir jalan utama kota Pasuruan, berjarak 800m dari Stasiun Pasuruan sekitar 4 menit jika ditempuh dengan kendaraan bermotor. Dan hanya sekitar 8 menit dari Alun-alun Pasuruan,
Koordinat : 7°38’14.0″S 112°54’16.1″E
Bangunan Cagar Budaya ini telah ditetapkan Peringkat Provinsi berdasarkan Nomor 188/ /KPTS/013/2021.

Luas Halaman : 2.500 m2
Luas Bangunan : 1.000 m²
Rumah ini pada awalnya terdiri dari 3 (tiga) bangunan rumah berlantai dua, yaitu rumah induk di tengah dan rumah tamu di samping kiri-kanan. Saat ini kedua rumah samping telah rusak berat dan digunakan sebagai sarang burung wallet, sedangkan rumah induk masih digunakan sebagai tempat tinggal. Rumah ini membujur Selatan-Utara, dikelilingi halaman yang luas yang berada di depan, belakang, dan samping, dan berdenah simetris yang terdiri dari teras depan, belakang, dan samping, central room, dan kamar-kamar tidur dengan dinding tebal (susunan bata dan papan yang di plester) dan plafon tinggi.
Rumah ini didirikan oleh keluarga Tionghoa bernama Kwee Sik Poo (1847 – 1930) seorang pengusaha gula pada awal abad 20. Pada tahun 1938 Rumah ini dibeli oleh seorang saudagar Arab asal Yaman bernama Muhammad Thalib. Sampai saat ini rumah ini masih dimiliki dan dikelola oleh keluarga bin Thalib. Ketika rumah ini berpindah kepemilikan pada keluarga bin Thalib, dilakukan perubahan pada altar sembahyang pemilik terdahulu dengan penambahan kaligrafi “Allah” dan menghilangkan ukiran kepala naga pada tiang altar tersebut. Selain itu di bagian atap depan bangunan ditambahkan kaligrafi Arab dan aksara latin berbunyi “DAROESSALAM” yang berarti rumah yang terbuka untuk semua orang.
Keunikan
Seluruh rumah bergaya arsitektur Chinese of Pasuruan, yang memadukan gaya Indische Empire Style, Cina, dan Jawa.
LOKASI